Wisnu Purnomo (Wicapu)

PEMBERDAYAAN WISATA ALAM Galih Mahardika, Brian Indraloka, Faruq Khoirul Anam, Wisnu Cahyo Purnomo, Iin Andriyanti, Keke Cahyaningtyas, Yunita Melinda Putri, dan Gita Berliana Dwidianingtyas. Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Email: galihmunandar@gmail.com Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Email: brianindraloka@gmail.com Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia Email: faruq07khoirul@gmail.com Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Email: wisnuprnm@gmail.com Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia Email: Andriyanti31@gmail.com Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Email: tyaskeke@yahoo.co.id Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia Email: yunmelput.18@gmail.com Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Email: gitaberlianad@gmail.com Abstract Purworejo is one of district that tourism destination in Central java to rel

Cerpen Karya Wisnu C Purnomo SENJATA BERBALUT SELENDANG Perempuan tua itu membuka gorden jendela kamarnya. Angin sore menyisir rambutnya yang putih termakan waktu, menerpa kulit yang berkerut diukir usia. Bertiup dari luar jendela angin itu seperti sahabat karib yang selalu mengunjunginya. Dibalik jendela kamarnya Perempuan tua yang sudah sangat lemah memandang ujung gang, yang di ujung gang tersebut terkibar bendera putih yang terayun-ayun oleh angin. Permpuan tua terus memandang kosong ujung gang dari dalam kamarnya dengan bertumpu pada kursi roda yang telah menemaninya selama sepuluh taun setelah penyakit tetanus menjangkit kakinya. Lamunan perempuan tua itu menjadi lamunan yang tidak dapat dilupakan oleh perempua tua tersebut, karena jauh masuk ke gang yang iya pandang terbujur kaku seorang sahabat seperjuangan yang bersiap untuk melapor kepada yang kuasa. Pandangan Perempuan itu tak disengaja telah meneteskan butiran-butiran air mata haru bercampur duka. Perempuan tuan it

Cerpen Karya Wisnu C Purnomo SERAGAM UNTUK CALON DOKTER KEMBAR   Perempuan tua itu membuka gorden jendela kamarnya. Angin sore menyisir rambutnya yang putih termakan waktu, menerpa kulit yang berkerut diukir usia. Bertiup dari luar jendela angin itu seperti sahabat karib yang selalu mengunjunginya. Dibalik jendela kamarnya Perempuan tua yang sudah sangat lemah itu, memandangi bendera merah putih yang berkibar di halaman depan sebuah Sekolah Dasar. Dengan bertumpu pada sebuah kursi roda, Sesekali perempuan tua itu memandangi bingkai foto yang terletak di meja kamarnya. Bingkai foto itu berisikan foto perempuan tua itu bersama kakanya yang sekaligus sodara kembar wanita tua itu. Dengan terus berada di sebelah jendela kamarnya dengan sesekali memandangi  bendera merah putih yang berkibar-kibar di halaman Sekolah Dasar, wanita tua itu mengambil bingkai foto yang ada di meja dekat iya berada. Di atas kursi roda yang iya pakai sejak perempuan tua itu terkena struk, perempuan tua itu